Miris, ketika kita menghabiskan begitu banyak waktu dan uang, untuk bersenang-senang melebih yang kita butuhkan. Apalagi kalau kita sampai iri dengan orang-orang yang gaya hidupnya beyond us.
Mall itu menarik. Barang-barangnya kadang menggoda banget buat dicoba, bagus, lalu dibeli. Niatan "Window Shopping" itu hampir nggak pernah terlaksana. Pasti pulang membawa sesuatu. At least, perut kekenyangan.
Nggak
kebayang kalau punya badan langsing tinggi kayak miley cyrus, mungkin
semua barang yg terlihat bakalan dibeli. Bisa kalap. *alhamdulillah
belum setinggi dan selangsing miley*
Tapi jangan keterusan.
Kalau pergi ke mal-mal di surabaya, jujur, hampir di semua mall yang terhitung 'wah' atau paling nggak menengah ke atas lah, di sana bakal banyak banget km lihat orang-orang yg belanjaannya bernilai jutaan. Tas, Baju, Sepatu, harga 1 juta sampai 15 atau mgkn 20 juta, ternyata memang ada aja yg beli... Jalan dengan mobil mewah, baju 'wow', dandanan yang kayaknya nghabisin waktu dan biaya juga,
Iri? Wajar. Saya juga kadang gitu. Ini bagus sih, untuk jadi motivasi buat kita, supaya kita belajar banyak hal dari sekarang, dan berusaha sekeras-kerasnya untuk menjadi orang 'punya'.
Tapi sekali lagi, jangan keterusan..
A very good question for us. Ngutip Tweetnya mas Yoze. Semoga diijinin kalau orangnya baca. :B |
Coba kita cari motivasi lain untuk sukses, motivasi yg lebih sehat buat kita.
Lihat sekeliling, dan banyak hal yg akan jadi motivasi buatmu.
Tapi jujur, nggak tega. Dimana keadilan buat mereka? Kenapa ada orang yg begitu kaya dan menghabiskan uang buanyak untuk hal-hal nggak penting, sementara di sisi lain ada orang seperti si Bapak.?
Tiba-tiba langsung inget, sama bapak yang jual gado-gado di kampus. Yang katanya rumahnya jauuuuhhh bgt, dan beliau harus ndorong gerobak gado-gadonya, supaya bisa dapat penghasilan.
Inget juga sama orang tua yang jualan opak di pinggir jalan,
dan inget banget sama tukang becak di stasiun madiun.
Kata mbah uti, mereka yg narik becak dan nawarin di stasiun itu, seharian belum pada ada yg naik becaknya, karena semua orang dijemput.. Begitu juga orang-orang yg nawarin bantuan untuk manggul barang.. Tapi mereka semuanya tetep berusaha keras nawarin. :')
Inget sama bapak/ibu yang nyangkul-nyangkul di kampus, ngumpulin sampah plastik, atau kardus,.,
Saya nggak berani ngebayangin gimana perasaan mereka, ngelihat mahasiswa yang seliweran gitu aja tanpa melihat adanya mereka. Sama sekali. Megang hp, megang laptop, ngobrol ketawa2 sana sini. Nggak sedikit yang acuh, ga peduli. Padahal mereka mungkin pingin anak-anak mereka bisa jadi salah satu dari kita. Tapi kondisinya pasti jauh lebih sulit.
Yang seharusnya kita lakuin adalah ngajak mereka ngobrol, sekedar nyapa dengan sopan, I think it's enough. I mean it. Show them that we are equal. Nggak ada manusia yg lebih tinggi dibanding lainnya.
Pingin rasanya bisa mbantu,., tapi kita bisa apa? Palingan ngasih sesuatu sekali, dua kali.. seberapa sering kita mampu memberi? Seberapa sering kita inget sama mereka?
Begitu banyak orang struggle, berjuang keras buat hidup keluarga mereka.
Akan sangat baik kalau semua orang yang beruntung, mau membantu. Satu orang mengcover satu orang lainnya, pasti dunia ini akan lebih baik.
Tapi yg salah adalah, nggak semua orang begitu. Banyak yg lebih mentingin keluarganya sendiri, kebutuhannya aja, dan lupa sama yg lain.
Prinsip bahwa untuk menjadi orang kaya butuh orang miskin, itu bener-bener prinsip nyata yang paling mengesalkan di bumi ini.
Karena belum semua orang mau membantu, ayo kita bantu. Kamu yang membaca artikel ini, bareng sama saya, kita harus berusaha keras, belajar, latihan, dan terus berkembang, supaya kita punya power untuk jadi orang sukses, orang hebat, yang bisa bantu orang lain. Dan kita buat semua orang yang apatis demi kepentingannya sendiri itu, untuk mau membantu mereka yang kurang beruntung. Paksa mereka. Atau doakan saja kedudukan / nasib mereka bertukar dengan yang kurang beruntung.
Don't waste our time. They're limited
best by : anita